MAKALAH
Sejarah Indonesia
ANTARA KOLONIALISME DAN
IMPERIALISME
Disusun oleh:
KELOMPOK 2
MUHAMAD GUNTUR (15)
MUHAMAD RAFII RIZKI (17)
PUJI DWI LESTARI (21)
RIF’AH RIZKIYAH (26)
SHINDY APRILIANY (3O)
SITI MURNIWATI UTAMI (31)
XI AKUNTANSI 2
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI
1 BOGOR
TAHUN
PELAJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Bogor, Nopember 2015
Penyusun
Daftar Isi
Kata
Pengantar..................................................................................... ii
Daftar
Isi................................................................................................ iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Permasalahan............................................................................... 1
Bab
II Pembahasan
2.1
Melacak
Perburuan “Mutiara dari Timur”................................... 2
2.1.1 Memahami Motivasi,nafsu dan
kejayaan Barat.................... 2
2.1.2 Menganalisis
petualangan,penjelajahan dan penemuan dunia baru .... 3
2.2 Menganalisis Kemaharajaan VOC.............................................. 6
Menganalisis Keserakahan
Kongsi Dagang................................... 9
2.2.1 Lahirnya VOC....................................................................... 9
2.2.2 VOC Semakin
Merajalela...................................................... 1O
2.2.3 VOC Menuju
Kebangkrutan................................................. 13
Bab
III Penutup
3.1
Kesimpulan.................................................................................. 14
3.2 Saran............................................................................................ 14
Daftar Pustaka...................................................................................... 15
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Orang-orang Eropa berusaha sekuat
tenaga untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Daerah yang menghasilkan rempah-rempah itu tidak
lain adalah Kepulauan Nusantara. Orang-orang Eropa menyebut daerah itu dengan
nama Hindia. Bagaikan “memburu mutiara dari timur” orang-orang Eropa berusaha
datang ke Kepulauan Nusantara untuk mendapatkan rempah-rempah. peristiwa kedatangan bangsa Barat ke Indonesia
dilatarbelakangi oleh peristiwa yang jauh dari Indonesia, misalnya peristiwa
jatuhnya Konstantinopel di kawasan Laut Tengah pada tahun 1453.
Karena negara ini adalah negara yang
kaya akan rempah – rempah dan menjadi tujuan banyak negara di Eropa, maka dari
itu kita sebagai warga negara sepatutnya menjaga dan melestarikan kekayaan alam
yang berada di tanah air tercinta ini. Dan mengetahui perjalanan bangsa-bangsa
asing yang ingin mendapatkan rempah-rempah serta mengambil alih kekuasaan di
negeri ini.
Oleh karena itu kami menyajikan
makalah ini dalam bentuk isi rangkaian perjalanan bangsa-bangsa asing yang
ingin “memburu mutiara dari Timur” agar para pembaca lebih mengetahui secara
mendalam sejarah-sejarah yang ada di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Agar terperinci, penyusun akan
menentukan permasalahan tersebut, yaitu sebagai berikut:
1.
Bagaimana Motivasi,nafsu dan kejayaan Barat dalam menaklukan Indonesia ?
2.
Bagaimana petualangan,
penjelajahan dan penemuan dunia baru bangsa Barat ?
3.
Bagaimana kisah lahirnya
VOC ?
4.
Apa sebabnya VOC
semakin merajalela?
5.
Bagaimana VOC
bisa mengalami kebangkrutan?
BAB II
Pembahasan
2.1 Melacak Pemburuan “Mutiara dari Timur”
Perlu disadari bahwa Nusantara merupakan kepulauan
yang sangat kaya dan indah. Bagaikan “Mutiara dari timur”, Nusantara atau
kepulauan Indonesia memilki flora dan fauna yang sangat berwarna-warni, hasil
pertanian dan perkebunan melimpah dengan hasil rempah-rempah yang selalu
menggugah selera. Sungguh Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang telah
memberikan bumi Nusantara yang kaya ini untuk kita semua. Oleh karena itu,
sudah sepantasnya kita selalu bersyukur atas semua karunia-Nya dengan menjaga
dan melestarikannya. Kekayaan dan keindahan negeri kita yang sangat beragam itu
menjadi daya tarik bangsa-bangsa lain untuk datang. Hingga sekarang mereka
datang ke Indonesia, ada yang sebagai wisatawan, ada sebagai penanam modal, ada
yang bekerja sebagai konsultan dan lain-lain. Tetapi dalam perjalanan sejarah
Indonesia kedatangan bangsa-bangsa asing di Nusantara yang dimulai dari abad
ke-16 ternyata telah memawa perubahan besar dengan terjadinya suatu penjajahan
bangsa barat.
2.1.1 Memahami Motivasi, Nafsu dan kejayaan Barat
Di dalam
sejarah bangsa-bangsa di dunia dikenal adanya masa penjelajahan samudra.
Aktivitas penjelajahan samudra ini dalam rangka untuk menemukan dunia baru.
Aktivitas penemuan dunia baru ini tidak terlepas dari motivasi dan keinginannya
untuk survive, memenuhi kepuasan dan kejayaan dalam kehidupan di dunia. Bahkan
bukan sekedar motivasi, tetapi juga muncul nafsu untuk menguasai dunia baru itu
demi memperoleh keuntungan ekonomi dan kejayaan politik. Pertanyaannya adalah
daerah mana yang dimaksud dunia baru itu? Yang dimaksud dunia baru waktu itu
pada mulanya adalah wilayah atau bagian dunia yang ada di sebelah timur
(timurnya Eropa) sebagai penghasil bahan-bahan yang sangat diperlukan dan
digemari oleh bangsa- bangsa Eropa. Bahan-bahan yang dimaksudkan itu adalah
rempah-rempah seperti cengkih, lada, pala, dan lain-lain
Mengapa orang-orang
Eropa sangat memerlukan rempah-rempah? Orang-orang Eropa berusaha sekuat tenaga
untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Rempah-rempah ini menjadi
komoditas perdagangan yang sangat laris di Eropa. Daerah yang menghasilkan
rempah-rempah itu tidak lain adalah Kepulauan Nusantara. Orang-orang Eropa
menyebut daerah itu dengan nama Hindia. Bagaikan “memburu mutiara dari timur”
orang-orang Eropa berusaha datang ke Kepulauan Nusantara untuk mendapatkan
rempah-rempah. Namun dalam konteks penemuan dunia baru itu kemudian tidak hanya
Kepulauan Nusantara saja tetapi juga daerah-daerah lain yang ditemukan
orang-orang Eropa pada periode penjelajahan samudra, misalnya Amerika, dan
daerah-daerah lain di Asia.
Sejarah
umat manusia sudah sejak lama mengglobal. Peristiwa sejarah di suatu tempat
sangat mungkin terpengaruh atau menjadi dampak dari peristiwa lain yang terjadi
di tempat yang cukup jauh. Begitu juga peristiwa kedatangan bangsa Barat ke
Indonesia dilatarbelakangi oleh peristiwa yang jauh dari Indonesia, misalnya
peristiwa jatuhnya Konstantinopel di kawasan Laut Tengah pada tahun 1453.
Serangkaian penemuan di bidang teknologi juga merupakan faktor penting untuk
melakukan pelayaran bagi bangsa-bangsa Barat menuju Tanah Hindia/Kepulauan
Nusantara. Sementara itu semangat dan dorongan untuk melanjutkan Perang Salib
disebut-sebut juga ikut mendorong kedatangan bangsa-bangsa barat ke Indonesia.
2.1.2 Menganalisis petualangan,penjelajahan dan penemuan dunia baru
Bertahun-tahun lamanya
Laut Tengah menjadi pusat perdagangan internasional antara para pedagang dari
Barat dan Timur. Salah satu komoditinya adalah rempah-rempah. Para pedagang
dari Barat atau orang-orang Eropa itu mendapatkan rempah-rempah dengan harga
lebih terjangkau. Setelah jatuhnya Konstantinopel tahun 1453 ke tangan Turki
Usmani, akses bangsa-bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah yang lebih
murah di kawasan Laut Tengah menjadi tertutup. Harga rempah-rempah melambung
sangat tinggi di pasar Eropa. Oleh karena itu, mereka berusaha mencari dan
menemukan daerah-daerah penghasil rempah-rempah ke timur.
Mulailah
periode petualangan, penjelajahan, dan penemuan dunia baru. Upaya tersebut
mendapat dukungan dan partisipasi dari pemerintah dan para ilmuwan. Portugis
dan Spanyol dapat dikatakan sebagai pelopor petualangan, pelayaran dan
penjelajahan samudra untuk menemukan dunia baru di timur. Portugis juga telah
menjadi pembuka jalan menemukan Kepulauan Nusantara sebagai daerah penghasil
rempah-rempah. Kemudian menyusul Belanda dan Inggris. Tujuannya tidak
semata-mata mencari keuntungan melalui perdagangan rempah-rempah tetapi ada
tujuan yang lebih luas. Tujuan mereka terkait dengan :
- gold: memburu kekayaan dan keuntungan dengan mencari dan mengumpulkan emas, perak dan bahan tambang serta bahan-bahan lain yang sangat berharga. Waktu itu yang dituju terutama Guinea dan rempah-rempah dari Timur
- glory: memburu kejayaan, superioritas, dan kekuasaan. Dalam kaitan ini mereka saling bersaing dan ingin berkuasa di dunia baru yang ditemukannya.
- gospel: menjalankan tugas suci untuk menyebarkan agama. Pada mulanya orang-orang Eropa ingin mencari dan bertemu Prester John yang mereka yakini sebagai Raja Kristen yang berkuasa di Timur.
Berikut ini akan
dijelaskan petualangan, pelayaran dan penjelajahan samudra bangsa-bangsa Eropa
menuju Kepulauan Nusantara.
- Spanyol
Orang-orang
Spanyol dapat dikatakan sebagai pelopor dalam pelayaran dan penjelajahan
samudra mencari daerah baru penghasil rempah-rempah di timur (disebut Tanah
Hindia). Mereka diprakarsai oleh Christhoper Columbus. Sebelum berangkat
Columbus menghadap kepada Ratu Isabella untuk mendapat dukungan termasuk
fasilitas. Ratu Isabella mengizinkan dan menyediakan tiga kapal dengan segala
perlengkapannya. Ratu Isabella juga menyediakan hadiah apabila misi Columbus
dapat berhasil. Atas dasar keyakinan bahwa bumi itu bulat maka Columbus dengan
rombongannya optimis berhasil menemukan daerah baru di timur. Pad tanggal 3
Agustus 1492, Columbus berangkat dari pelabuhaan Spanyol berlayar menuju arah barat.
Pada
tanggal 6 September tahun yang sama, rombongan Columbus sampai di Kepulauan
Kanari di sebelah barat Afrika. Ekspedisi penjelajahan samudra dilanjutkan
dengan mengarungi lautan luas yang dikenal ganas, yakni Samudra Atlantik. Salah
satu kapalnya rusak. Para anggota ekspedisi hampir putus asa. Namun Columbus
terus memberi semangat bagi anggota rombongannya. Setelah sekitar satu bulan
lebih berlayar, tanggal 12 Oktober 1492 rombongan Columbus berhasil mendarat di
pantai bagian dari Kepulauan Bahama. Columbus mengira bahwa ekspedisinya ini
sudah sampai di Tanah Hindia. Oleh karena itu, penduduk yang menempati daerah
itu disebut orang-orang Indian. Tempat mendarat Colombus ini kemudian dinamakan
San Salvador. Berikutnya rombongan Columbus kembali berlayar dan mendarat di
Haiti. Merasa ekspedisinya telah berhasil maka rombongan Columbus bertolak
kembali ke Spanyol untuk melapor kepada Ratu Isabella. Tahun 1493 Columbus
sampai kembali di Spanyol. Kedatangan Columbus dan rombongan disambut dengan
suka cita. Bahkan dengan keberhasilannya mendarat di Kepulauan Bahama dan
Haiti, Columbus diakui sebagai penemu daerah baru yakni Benua Amerika.
Keberhasilan pelayaran Columbus menemukan daerah baru telah mendorong para pelaut lain untuk melanjutkan penjelajahan samudra ke timur. Apalagi Columbus belum berhasil menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Berangkatlah ekspedisi yang dipimpin oleh Magellan/Magalhaes atau umum menyebut Magelhaens. Ia juga disertai oleh seorang kapten kapal yang bernama Yan Sebastian del Cano. Berdasarkan catatan-catatan yang telah dikumpulkan Columbus, Magellan mengambil jalur yang mirip dilayari Columbus. Setelah terus berlayar Magellan beserta rombongan mendarat di ujung selatan benua yang ditemukan Columbus (Amerika). Di tempat ini terdapat selat yang agak sempit yang kemudian dinamakan Magellan.
Keberhasilan pelayaran Columbus menemukan daerah baru telah mendorong para pelaut lain untuk melanjutkan penjelajahan samudra ke timur. Apalagi Columbus belum berhasil menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Berangkatlah ekspedisi yang dipimpin oleh Magellan/Magalhaes atau umum menyebut Magelhaens. Ia juga disertai oleh seorang kapten kapal yang bernama Yan Sebastian del Cano. Berdasarkan catatan-catatan yang telah dikumpulkan Columbus, Magellan mengambil jalur yang mirip dilayari Columbus. Setelah terus berlayar Magellan beserta rombongan mendarat di ujung selatan benua yang ditemukan Columbus (Amerika). Di tempat ini terdapat selat yang agak sempit yang kemudian dinamakan Magellan.
Melalui
selat ini rombongan Magellan terus berlayar meninggalkan Samudra Atlantik dan
memasuki Samudra Pasifik dengan lautan yang relatif tenang. Setelah sekitar
tiga bulan lebih rombongan Magellan berlayar akhirnya pada Maret 1521 Magellan
mendarat di Pulau Guam. Rombongan Magellan kemudian melanjutkan penjelajahannya
dan pada April 1521 sampai di Kepulauan Massava atau kemudian dikenal dengan
Filipina. Magellan menyatakan bahwa daerah yang ditemukan ini sebagai koloni
Spanyol Tindakan Magellan dan rombongan ini mendapat tantangan penduduk
setempat (orang-orang Mactan). Terjadilah pertempuran antara kedua belah
pihak.
Dalam
pertempuran dengan penduduk setempat itu rombongan Magellan terdesak bahkan
Magellan sendiri terbunuh. Rombongan Magellan yang selamat segera meninggalkan
Filipina. Mereka di bawah pimpinan Sebastian del Cano terus berlayar ke arah
selatan. Pada tahun 1521 itu juga mereka sampai di Kepulauan Maluku yang
ternyata tempat penghasil rempah-rempah. Tanpa berpikir panjang kapal-kapal
rombongan del Cano ini dipenuhi dengan rempah-rempah dan terus bertolak kembali
ke Spanyol. Dikisahkan bahwa atas petunjuk pemandu orang Indonesia kapal-kapal
rombongan del Cano ini berlayar menuju ke arah barat, sehingga melewati Tanjung
Harapan di Afrika Selatan dan diteruskan menuju Spanyol. Dengan penjelajahan
dan pelayaran yang dipimpin oleh Magellan itu maka sering disebut-sebut bahwa
tokoh yang berhasil mengelilingi dunia pertama kali adalah Magellan.
Dalam
kaitannya dengan pelayaran dan penjelajahan samudra itu ada pendapat yang
menarik dari Menzies, seorang perwira angkatan laut Inggris. Ia menegaskan
bahwa yang berhasil mengelilingi dunia pertama kali adalah armada Cina yang
dipimpin oleh Panglima Zheng He (Cheng Ho) pada tahun 1421. Zheng He adalah
seorang kasim kepercayaan Kaisar Cina dari Dinasti Ming yang bernama Zhu Di
atau Yong Le. Dijelaskan oleh Menzies bahwa Zheng He bersama armadanya telah
berlayar mengelilingi dunia dengan berpedoman pada peta-peta kuna yang dibuat
oleh para kartografer Cina dan juga beberapa peta yang dibuat misalnya oleh Fra
Mauro (orang Italia), dan yang dibuat oleh Piri Reis (orang Turki).
2.
Portugis
Berita
keberhasilan Columbus menemukan daerah baru, membuat penasaran raja Portugis
(sekarang terkenal dengan sebutan Portugal), Manuel l. Dipanggillah pelaut
ulung Portugis bernama Vasco da Gama untuk melakukan ekspedisi menjelajahi
samudra mencari Tanah Hindia. Vasco da Gama mencari jalan lain agar lebih cepat
sampai di Tanah Hindia tempat penghasil rempah-rempah. Kebetulan sebelum Vasco
da Gama mendapatkan perintah dari Raja Manuel l, sudah ada pelaut Portugis bernama
Bartholomeus Diaz melakukan pelayaran mencari daerah
timur dengan menyusuri daerah pantai barat Afrika. Pada
tahun 1488 karena serangan ombak besar terpaksa Bartholomeus Diaz mendarat di
suatu Ujung Selatan Benua Afrika. Tempat tersebut kemudian dinamakan Tanjung
Harapan. Ia tidak melanjutkan penjelajahannya tetapi memilih bertolak kembali
ke negerinya.
Pada Juli 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon untuk memulai penjelajahan. Berdasarkan pengalaman Bartholomeus Diaz itu, Vasco da Gama juga berlayar mengambil rute yang pernah dilayari Bartholomeus Diaz. Rombongan Vasco da Gama juga singgah di Tanjung Harapan. Atas petunjuk dari pelaut bangsa Moor yang telah disewanya, rombongan Vasco da Gama melanjutkan penjelajahan, berlayar menelusuri pantai timur Afrika kemudian berbelok ke kanan untuk mengarungi Lautan Hindia (Samudra Indonesia). Pada tahun 1498 rombongan Vasco da Gama mendarat sampai di Kalikut dan juga Goa di pantai barat India. Ada pemandangan yang menarik dari kedatangan rombongan Vasco da Gama ini. Mereka ternyata sudah menyiapkan patok batu yang disebut batu padrao. Batu ini sudah diberi pahatan lambang bola dunia. Setiap daerah yang disinggahi kemudian dipasang patok batu padrao sebagai tanda bahwa daerah yang ditemukan itu milik Portugis. Bahkan di Goa, India Vasco da Gama berhasil mendirikan kantor dagang yang dilengkapi dengan benteng. Atas kesuksesan ekspedisi ini maka oleh Raja Portugis, Vasco da Gama diangkat sebagai penguasa di Goa atas nama pemerintahan Portugis.
Setelah beberapa tahun tinggal di India, orang-orang Portugis menyadari bahwa India ternyata bukan daerah penghasil rempah-rempah. Mereka mendengar bahwa Malaka merupakan kota pusat perdagangan rempah-rempah. Oleh karena itu, dipersiapkan ekspedisi lanjutan di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque. Dengan armada lengkap Alfonso de Albuquerque berangkat untuk menguasai Malaka. Pada tahun 1511 armada Portugis berhasil menguasai Malaka. Dengan demikian kekuatan Portugis semakin mendekati Kepulauan Nusantara. Orang-orang Portugis pun segera mengetahui tempat buruannya “mutiara dari timur” yakni di Kepulauan Nusantara, khususnya di Kepulauan Maluku.
Pada Juli 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon untuk memulai penjelajahan. Berdasarkan pengalaman Bartholomeus Diaz itu, Vasco da Gama juga berlayar mengambil rute yang pernah dilayari Bartholomeus Diaz. Rombongan Vasco da Gama juga singgah di Tanjung Harapan. Atas petunjuk dari pelaut bangsa Moor yang telah disewanya, rombongan Vasco da Gama melanjutkan penjelajahan, berlayar menelusuri pantai timur Afrika kemudian berbelok ke kanan untuk mengarungi Lautan Hindia (Samudra Indonesia). Pada tahun 1498 rombongan Vasco da Gama mendarat sampai di Kalikut dan juga Goa di pantai barat India. Ada pemandangan yang menarik dari kedatangan rombongan Vasco da Gama ini. Mereka ternyata sudah menyiapkan patok batu yang disebut batu padrao. Batu ini sudah diberi pahatan lambang bola dunia. Setiap daerah yang disinggahi kemudian dipasang patok batu padrao sebagai tanda bahwa daerah yang ditemukan itu milik Portugis. Bahkan di Goa, India Vasco da Gama berhasil mendirikan kantor dagang yang dilengkapi dengan benteng. Atas kesuksesan ekspedisi ini maka oleh Raja Portugis, Vasco da Gama diangkat sebagai penguasa di Goa atas nama pemerintahan Portugis.
Setelah beberapa tahun tinggal di India, orang-orang Portugis menyadari bahwa India ternyata bukan daerah penghasil rempah-rempah. Mereka mendengar bahwa Malaka merupakan kota pusat perdagangan rempah-rempah. Oleh karena itu, dipersiapkan ekspedisi lanjutan di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque. Dengan armada lengkap Alfonso de Albuquerque berangkat untuk menguasai Malaka. Pada tahun 1511 armada Portugis berhasil menguasai Malaka. Dengan demikian kekuatan Portugis semakin mendekati Kepulauan Nusantara. Orang-orang Portugis pun segera mengetahui tempat buruannya “mutiara dari timur” yakni di Kepulauan Nusantara, khususnya di Kepulauan Maluku.
Perlu
ditambahkan bahwa dengan dikuasainya Malaka oleh Portugis pada tahun 1511 telah
menyebabkan perdagangan orang-orang Islam menjadi terdesak. Para pedagang Islam
tidak lagi bisa berdagang dan keluar masuk kawasan Selat Malaka, karena
Portugis melakukan monopoli perdagangan. Akibatnya para pedagang Islam harus
menyingkir ke daerah-daerah lain. Tindakan Portugis yang memaksakan monopoli
dalam perdagangan itu telah mendapatkan protes dan perlawanan dari berbagai
pihak. Sebagai contoh pada tahun 1512 terjadi perlawanan yang dilancarkan
seorang pemuka masyarakat yang bernama Pate Kadir (Katir). Pate Kadir merupakan
tokoh masyarakat yang sangat pemberani. Ia melancarkan perlawanan terhadap
keserakahan Portugis di Malaka. Dalam melancarkan perlawanan ini Kadir
berhasil menjalin persekutuan dengan Hang Nadim. Perlawanan Pate Kadir terjadi
di laut dan kemudian menyerang pusat kota. Tetapi ternyata dengan kekuatan
senjata yang lebih unggul, pasukan Kadir dapat dipukul mundur. Kadir semakin
terdesak dan kemudian berhasil meloloskan diri sampai ke Jepara dan selanjutnya
ke Demak.
Tindak monopoli yang dipaksakan Portugis juga mendapatkan protes dari penguasa Kerajaan Demak. Demak telah menyiapkan pasukan untuk melancarkan perlawanan terhadap Portugis di Malaka. Pasukan Demak ini dipimpin oleh putera mahkota, Pati Unus. Pasukan Demak ini semakin kuat setelah bergabungnya Pate Kadir dan pengikutnya. Tahun 1513 pasukan Demak yang berkekuatan 100 perahu dan ribuan prajurit mulai melancarkan serangan ke Malaka. Tetapi dalam kenyataannya kekuatan pasukan Demak dan pengikut Kadir belum mampu menandingi kekuatan Portugis, sehingga serangan Demak ini juga belum berhasil. Posisi Portugis menjadi semakin kuat. Portugis terus berusaha memperluas monopolinya, sampai kemudian sampai ke Indonesia.
Tindak monopoli yang dipaksakan Portugis juga mendapatkan protes dari penguasa Kerajaan Demak. Demak telah menyiapkan pasukan untuk melancarkan perlawanan terhadap Portugis di Malaka. Pasukan Demak ini dipimpin oleh putera mahkota, Pati Unus. Pasukan Demak ini semakin kuat setelah bergabungnya Pate Kadir dan pengikutnya. Tahun 1513 pasukan Demak yang berkekuatan 100 perahu dan ribuan prajurit mulai melancarkan serangan ke Malaka. Tetapi dalam kenyataannya kekuatan pasukan Demak dan pengikut Kadir belum mampu menandingi kekuatan Portugis, sehingga serangan Demak ini juga belum berhasil. Posisi Portugis menjadi semakin kuat. Portugis terus berusaha memperluas monopolinya, sampai kemudian sampai ke Indonesia.
3.
Belanda
Mendengar
keberhasilan orang-orang Spanyol dan juga Portugis dalam menemukan daerah baru,
apalagi daerah penghasil rempah-rempah, para pelaut dan pedagang Belanda tidak
mau ketinggalan. Tahun 1594 Barents mencoba berlayar untuk mencari dunia Timur
atau Tanah Hindia melalui daerah kutub utara. Karena keyakinannya bahwa bumi
bulat maka sekalipun dari utara atau barat akan sampai pula di timur. Ternyata
Barents tidak begitu mengenal medan. Ia gagal melanjutkan penjelajahannya
karena kapalnya terjepit es mengingat air di kutub utara sedang membeku.
Barents terhenti di sebuah pulau yang disebut Novaya Zemlya. Ia berusaha
kembali ke negerinya, tetapi ia meninggal di perjalanan.
Pada tahun 1595 pelaut Belanda yang lain yakni Cornelis de Houtman dan Piter de Keyser memulai pelayaran. Kedua pelaut ini bersama armadanya dengan kekuatan empat kapal dan 249 awak kapal beserta 64 pucuk meriam melakukan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk mencari tanah Hindia yang dikenal sebagai penghasil rempah-rempah. Cornelis de Houtman mengambil jalur laut yang sudah biasa dilalui orang-orang Portugis. Tahun 1596 Cornelis de Houtman beserta armadanya berhasil mencapai Kepulauan Nusantara. Ia dan rombongan mendarat di Banten. Sesuai dengan niatnya untuk berdagang maka kehadiran Cornelis de Houtman diterima baik oleh rakyat. Waktu itu di Kerajaan Banten bertepatan dengan masa pemerintahan Sultan Abdul Mufakir Mahmud Abdulkadir.
Dengan melihat pelabuhan Banten yang begitu strategis dan adanya hasil tanaman rempah-rempah di wilayah itu Cornelis de Houtman berambisi untuk memonopoli perdagangan di Banten. Dengan kesombongan dan kadang-kadang berlaku kasar, orang-orang Belanda memaksakan kehendaknya. Hal ini tidak dapat diterima oleh rakyat dan penguasa Banten. Oleh karena itu, rakyat mulai membenci bahkan kemudian mengusir orang-orang Belanda itu. Cornelis de Houtman dan armadanya segera meninggalkan Banten dan akhirnya kembali ke Belanda.
Pada tahun 1595 pelaut Belanda yang lain yakni Cornelis de Houtman dan Piter de Keyser memulai pelayaran. Kedua pelaut ini bersama armadanya dengan kekuatan empat kapal dan 249 awak kapal beserta 64 pucuk meriam melakukan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk mencari tanah Hindia yang dikenal sebagai penghasil rempah-rempah. Cornelis de Houtman mengambil jalur laut yang sudah biasa dilalui orang-orang Portugis. Tahun 1596 Cornelis de Houtman beserta armadanya berhasil mencapai Kepulauan Nusantara. Ia dan rombongan mendarat di Banten. Sesuai dengan niatnya untuk berdagang maka kehadiran Cornelis de Houtman diterima baik oleh rakyat. Waktu itu di Kerajaan Banten bertepatan dengan masa pemerintahan Sultan Abdul Mufakir Mahmud Abdulkadir.
Dengan melihat pelabuhan Banten yang begitu strategis dan adanya hasil tanaman rempah-rempah di wilayah itu Cornelis de Houtman berambisi untuk memonopoli perdagangan di Banten. Dengan kesombongan dan kadang-kadang berlaku kasar, orang-orang Belanda memaksakan kehendaknya. Hal ini tidak dapat diterima oleh rakyat dan penguasa Banten. Oleh karena itu, rakyat mulai membenci bahkan kemudian mengusir orang-orang Belanda itu. Cornelis de Houtman dan armadanya segera meninggalkan Banten dan akhirnya kembali ke Belanda.
Ekspedisi
penjelajahan berikutnya segera dipersiapkan untuk kembali menuju Kepulauan
Nusantara. Rombongan kali ini dipimpin antara lain oleh van Heemskerck. Tahun
1598 van Heemskerck dengan armadanya sampai di Nusantara dan juga mendarat di
Banten. Heemskerck dan anggotanya bersikap hati-hati dan lebih bersahabat.
Rakyat Banten pun kembali menerima kedatangan orang-orang Belanda. Belanda
mulai melakukan aktivitas perdagangan. Kapal-kapal mereka mulai berlayar ke
timur dan singgah di Tuban. Dari Tuban pelayaran dilanjutkan ke timur menuju
Maluku.
Di
bawah pimpinan Jacob van Neck mereka sampai di Maluku pada tahun 1599.
Kedatangan orang-orang Belanda ini juga diterima baik oleh rakyat Maluku.
Kebetulan waktu itu Maluku sedang konflik dengan orang-orang Portugis.
Pelayaran dan perdagangan orang-orang Belanda di Maluku ini mendapatkan
keuntungan yang berlipat. Dengan demikian semakin banyak kapal-kapal dagang
yang berlayar menuju Maluku.
Uraian
tersebut menunjukkan bahwa rakyat Indonesia senantiasa mau bersahabat dan
berdagang dengan siapa saja atas dasar persamaan. Tetapi jika para pedagang asing
itu ingin memaksakan kehendak dan melakukan monopoli perdagangan di wilayah
Nusantara tentu harus ditolak karena tidak sesuai dengan martabat rakyat
Indonesia yang ingin berdaulat dalam hidup dan kehidupan termasuk dalam
kegiatan perdagangan.
4.
Inggris
Perlu
dipahami bahwa setelah Portugis berhasil menemukan kepulauan Maluku,
perdagangan rempah-rempah semakin meluas. Dalam waktu singkat Lisabon
berkembang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa Barat. Dalam kaitan
ini Inggris dapat mengambil keuntungan besar dalam perdagangan rempah-rempah
karena Inggris mendapatkan rempah-rempah secara bebas dan relatif murah di
Lisabon. Rempah-rempah itu kemudian diperdagangkan di daerah-daerah Eropa Barat
bahkan sampai di Eropa Utara. Tetapi karena Inggris terlibat konflik dengan
Portugis sebagai bagian dari Perang 80 Tahun, maka Inggris mulai mengalami
kesulitan untuk mendapatkan rempah-rempah dari pasar Lisabon.
Oleh karena itu, Inggris kemudian berusaha mencari sendiri negeri penghasil rempah-rempah. Banyak anggota masyarakat, para pelaut dan pedagang yang tidak melibatkan diri dalam perang justru mengadakan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Dalam pelayarannya ke dunia Timur untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah, Inggris sampai ke India. Para pelaut dan pedagang Inggris ini masuk ke India pada tahun 1600. Inggris justru memperkuat kedudukannya di India. Inggris membentuk kongsi dagang yang diberi nama East India Company (EIC). Dari India inilah para pelaut dan pedagang Inggris berlayar ke Kepulauan Nusantara untuk meramaikan perdagangan rempah- rempah. Bahkan pada tahun 1811 pernah. Memegang kendali kekuasaan di Tanah Hindia. Di samping ekspedisi tersebut, ada beberapa rombongan pelaut Inggris yang melewati jalur yang pernah ditempuh para pelaut Spanyol. Misalnya kelompok Pelgrim Father yang merupakan kelompok pelaut Inggris yang menggunakan Kapal Mayflower. Tahun 1607 kelompok Pilgrim Father berhasil mendarat di Amerika bagian Utara. Mereka kemudian membangun koloni di Amerika Utara di Massachusetts.
Oleh karena itu, Inggris kemudian berusaha mencari sendiri negeri penghasil rempah-rempah. Banyak anggota masyarakat, para pelaut dan pedagang yang tidak melibatkan diri dalam perang justru mengadakan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Dalam pelayarannya ke dunia Timur untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah, Inggris sampai ke India. Para pelaut dan pedagang Inggris ini masuk ke India pada tahun 1600. Inggris justru memperkuat kedudukannya di India. Inggris membentuk kongsi dagang yang diberi nama East India Company (EIC). Dari India inilah para pelaut dan pedagang Inggris berlayar ke Kepulauan Nusantara untuk meramaikan perdagangan rempah- rempah. Bahkan pada tahun 1811 pernah. Memegang kendali kekuasaan di Tanah Hindia. Di samping ekspedisi tersebut, ada beberapa rombongan pelaut Inggris yang melewati jalur yang pernah ditempuh para pelaut Spanyol. Misalnya kelompok Pelgrim Father yang merupakan kelompok pelaut Inggris yang menggunakan Kapal Mayflower. Tahun 1607 kelompok Pilgrim Father berhasil mendarat di Amerika bagian Utara. Mereka kemudian membangun koloni di Amerika Utara di Massachusetts.
2.2 Menganalisis Kemaharajaan VOC
2.2.1 Lahirnya VOC
Untuk memperkuat posisinya di dunia
timur masing-masing kongsi dagang dari suatu Negara membentuk persekutuan
dagang bersama. Sebagai contoh seperti pada tahun 1600 Inggris membentuk sebuah
kongsi dagang yang diberi nama East
India Company (EIC). Kongsi
dagang EIC ini kantor pusatnya berkedudukan di Kalkuta, India. Dari Kalkuta ini
kekuatan dan setiap kebijakan Inggris di dunia timur, dikendalikan. Pada tahun
1811 kedudukan Inggris begitu kuat dan meluas bahkan pernah berhasil
menempatkan kekuasaannya di Nusantara. Pemerintah dan parlemen belanda (Staten
General) pada 1598 mengusulkan agar antarkongsi dagang belanda bekerja sama
membentuk sebuah perusahaan dagang yang lebih besar. Usulan ini baru
terealisasi empat tahun berikutnya, yakni pada 20 Maret 1602 secara resmi
dibentuklah persekutuan kongsi dagang Belanda di Nusantara sebagai hasil fusi
antarkongsi yang telah ada. Kongsi dagang Belanda ini diberi nama Vereenigde
Oost Indische Compagnie (VOC)
atau dapat disebut dengan “Perserikatan Maskapai Perdagangan Hindia
Timur/Kongsi Dagang India Timur”. VOC secara resmi didirikan di Amsterdam. Adapn tujuan dibentuknya VOC ini
antara lain untuk :
- Menghindari persaingan yang tidak sehat antar sesame kelompok/fungsi pedagang Belanda yang telah ada.
- Memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi persaingan dengan cara pedagang Negara lain.
VOC dipimpin oleh sebuah dewan yang beranggotakan 17 orang,
sehingga disebut “Dewan Tujuh Belas” (de Heeren XVII). Mereka terdiri dari delapan
perwakilan kota pelabuhan dagang di Belanda. Markas Besar Dewan ini
berkedudukan di Amsterdam.
Dalam
menjalankan tugas, VOC ini memiliki beberapa kewenangan dan hak-hak :
- Melakukan monopoli perdagangan di wilayah antara Tanjung Harapan sampai dengan Selat Magelhaens, termasuk Kepulauan Nusantara.
- Membentuk angkatan perang sendiri
- Melakukan peperangan
- Mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat
- Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri
- Mengangkat pegawai sendiri dan
- Memerintah di negeri jajahan .
Mengawali
ekspansinya tahun 1605 VOC telah berhasil mengusir Portugis dari ambon. Benteng
pertahanan Portugis di Ambon dapat diduduki tentara VOC. Benteng itu kemudian
diberi nama Benteng Victoria.
Pada awal pertumbuhannya sampai
tahun 1610, “Dewan Tujuh Belas” secara langsung harus menjalankan tugas-tugas
dan menyelesaikan berbagai urusan VOC, termasuk urusan ekspansi untuk perluasan
wilayah monopoli. Sementara itu, persaingan dan permusuhan dengan bangsa-bangsa
lain juga semakin keras. Dari permasalahan ini, maka pada 1610 secara
kelembagaan diciptakan jabatan baru dalam
organisasi VOC, yakni jabatan tertinggi yang bertugas mengendalikan kekuasaan
di negeri jajahan VOC. Di samping itu juga dibentuk “Dewan Hindia (Raad van
Indie). Tugas “Dewan Hindia” ini adalah memberi nasihat dan mengawasi
kepemimpinan gubernur jenderal. Gubernur jenderal VOC yang pertama adalah
Pieter Both (1610-1614). Pieter Both pertama kali mendirikan pos perdagangan di
Banten pada tahun 1610. Pada tahun itu juga Pieter Both meninggalkan banten dan
berhasil memasuki jayakarta. Penguasa Jayakarta waktu itu, Pangeran
Wijayakramasangat terbuka dalam hal perdagangan. Pedagang dari mana saja bebas
berdagang. Di samping dari nusantara juga dari luar seperti dari portugis,
Inggris, Gujarat/India, Persia ,Arab termasuk juga Belanda. Dengan demikian
Jayakarta dengan pelabuhannya Sunda Kelapa menjadi kota dagang yang sngat
ramai. Kemudian pada tahun1611 Pieter Both berhasil mengadakan perjanjian
dengan penguasa Jayakarta, guna pembelian sebidang tanah seluas 50 x 50 vadem ( satu vadem sama dengan 182 cm ) yang berlokasi di sebelah
timur Muara Ciliwung. Tanah inilah yang menjadi cikal bakal hunian dan daerah
kekuasaan VOC di tanah Jawa dan menjadi cikal bakal Kota Batavia. Di lokasi ini
kemudian didirikan bangunan batu berlantai dua sebagai tempat tinggal, kantor
dan sekaligus gudang. Pieter both juga berhasil mengadakan perjanjian dan
menanamkan pengaruhnya di Maluku dan berhasil mendirikan pos perdagangan di
Ambon.
2.2.2
VOC semakin
merajalela
Pada
tahun 1614 Pieter Both digantikan oleh Gubernur Jenderal Gerard Reynst
(1614-1615). Baru berjalan satu tahun ia digantikan gubernur
jenderal yang baru yakni Lurens Reael (1615-1619). Pada masa jabatan Laurens
Reael ini berhasil dibangun Gedung Mauritius yang berlokasi
di tepi Sungai Ciliwung.
Di
bawah pimpinan Gubernur Jenderal Pieter Both diizinkan oleh Pangeran Wijayakrama untuk membangun tempat tinggal dan
loji di Jayakarta. Sikap baik rakyat dan para penguasa setempat ini
dimanfaatkan oleh VOC untuk semakin memperkuat kedudukannya di Nusantara. Lama
kelamaan orang-orang Belanda mulai menampakkan sikap
congkak dan sombong. Setelah merasakan nikmatanya tinggal di Nusantara dan menikmati
keuntungannya yang melimpah dalam berdagang, Belanda semakin bernafsu ingin
menguasai dan kadang-kadang melakukan paksaan dan kekerasan. Hal ini telah
menimbulkan kebencian rakyat dan para pengusa lokal.
Oleh Karena itu, pada tahun 1618 Sultan Banten
yang dibantu tentara Inggris di bawah Laksamana Thomas Dale berhasil mengusir
VOC dari Jayakarta. Orang-orang VOC kemudian menyingkir ke Maluku. Setelah VOC
hengkang dari Jayakarta pasukan Banten pada awal tahun 1619 juga mengusir
Inggris dari dari Jayakarta.
Tahun
1619 Gubernur Jenderal VOC Laurens Reael digantikan oleh Gubernur Jenderal Jan
Pieterzoon Coen (J.P Coen). J.P Coen dikenal Gubernur jenderal yang berani dan
kejam serta ambisius. Oleh karena itu, merasa bangsanya dipermalukan pasukan
Banten dan Inggris di Jayakarta , maka J.P Coen mempersiapkan pasukan untuk
menyerang Jayakarta. Kota Jayakarta kenmudian dibumihanguskan oleh J.P Coen
pada tanggal 30 Mei 1619. Di atas puing-puing kota Jayakarta itulah dibangun
kota baru yang dinamakan Batavia pengganti nama Jayakarta.
Cara-cara
VOC untuk meningkatkan eksploitasi kekayaan alam dilakukan antara lain dengan :
- Merebut pasaran produlsi pertanian, biasanya dengan memaksakan monopoli , seperti monopoli rempah-rempah di Maluku.
- Tidak ikut aktif secara langsung dalam kegiatan produksi hasil pertanian. Cara memproduksi hasil pertanian dibiarkan berada di tangan kaum Pribumi, tetapi yang penting VOC dapat memperoleh hasil-hasil pertanian itu dengan mudah, sekalipun harus dengan paksaan.
- VOC sementara cukup menduduki tempat-tempat yang strategis.
- VOC melakukan campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara , terutama menyangkut usaha pengumpulan hasil bumi dan pelaksanaan monopoli.
- Lembaga-lembaga pemerintahan tradisional/kerajaan masih tetap dipertahankan dengan harapan bisa dipengaruhi/dapat diperalat.
Pada
tahun 1623 J.P Coen kembali ke negeri Belanda. Ia menyerahkan kekuasaannya
kepada Pieter de Carpentier. Tetapi oleh pimpinan VOC di Belanda , J.P Coen
diminta kembali ke Batavia. Akhirnya pada tahun 1627 J.P Coen tiba di Batavia
dan diangkat kembali sebagai Gubernur Jenderal untuk Jabatan yang kedua
kalinya.
VOC semakin serakah dan bernafsu untuk menguasai Nusantara yang kaya
rempah-rempah. tindakan intervensi politik terhadap
kerajaan-kerajaan di Nusantara dan pemasukan monopoli perdagangan terus
dilakukan. Politik devide et impera dan berbagai tipu daya
juga dilaksanakan demi mendapatkan kekuasaan dan
keuntungan sebesar-besarnya. Sebagai contoh, mataram yang merupakan kerajaan kuat di Jawa akhirnya
juga dapat dikendalikan secara penuh oleh VOC. Hal ini terjadi setelah dengan
tipu muslihat VOC, raja Pakubuwana II yang sedang dalam keadaan sakit keras
dipaksa untuk menandatangani naskah penyerahan kekuasaan kerajaan Mataram
kepada VOC pada tahun 1749. Tidak hanya kerajaan-kerajaan di Jawa,
kerjaan-kerajaan diluar Jawa berusaha ditaklukan. Untuk memperkokoh
kedudukannya di Indonesia bagian Barat dan memperluas pengaruhnya di Sumatera,
VOC berhasil menguasai Malaka setelah mengalahkan saingannya, Portugis pada
tahun 1641. Berikutnya VOC berusaha meluaskan pengaruhnya ke Aceh. Kerajaan
Makassar dibawah Sultan Hasanudin yang tersohor di Indonesia bagian Timur juga
berhasil dikalahkan setelah terjadi perjanjian Bongaya tahun 1667. Dari
Makassar VOC juga berhasil memaksakan kontrak dan monopoli perdagangan dengan
raja Sulaiman dari Kalimantan Selatan. Sementara jauh sebelum itu yakni tahun
16O5 VOC sudah berhasil mengusir Portugis dari Ambon. VOC menjadi Berjaya
setelah berhasil melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di kepulauan
Maluku. Untuk mengendalikan pelaksanaan monopoli di kawasan ini dilaksanakan
pelayaran Hongi.
Pengaruh
dan kekuasaan VOC semakin meluas. Untuk memperkuat kebijakan monopoli ini
disetiap daerah yang dipandang strategis armada VOC diperkuat. Benteng-benteng
pertahanan dibangun.sebagai contoh benteng Doorstede dibangun di Saparua ,
Benteng Nasau di Banda, di ambon sudah ada beneteng Victoria, Benteng Oranye di
Ternate, dan Benteng Rotterdam di maksar.
Dalam rangka memperluas pengaruh dan
kekuasaanya itu, ternyata perhatian VOC juga sampai ke Irian/Papua yang dikenal
sebagai wilayah yang masih tertutup denag hutan belantar yang begitu luas.
Orang Belanda yang pertama kali sampai ke Irian adalah Willem Janz. Bersama
armadanya rombongan menaiki kapal Duyke dan berhasil memasuki tanh Irian pada
tahun 1606. Tahun 1616-1617 Le Maire dan William Schouten mengadakan survey di
daerah pantai timur laut Irian dan menemukan Kepulauan Admirlaty bahkan sampai ke New Ireland. Dengan penemuan ini maka nama
William diabadikan sebagai nama kepulaun kepulauan Schouten.
2.2.3
VOC menuju
kebangkrutan
Pada abad ke-17 hingga awal abad ke-18, VOC mengalami puncak
kejayaan. Penguasa dan kerajaan-kerajaan lokal
berhasil diungguli.
Kerajaan-kerajaan itu sudah menjadi bawahan dan pelayanan kepentingan VOC. Jalur perdagangan yang dikendalikan VOC menyebar luas membentang dari
Amsterdam, Tanjung Harapan, India sampai Irian/Papua. Keuntungan perdagangan
rempah-rempah juga melimpah, namun dibalik itu semua ada persoalan yang muncul.
Semakin banyak daerah , pengawasan
juga semakin sulit. Kota Batavia semakin ramai dan semakin padat. Sebagai pusat
pemerintahan VOC, Batavia juga semakin dibanjiri penduduk,sehingga tidak jarang
menimbulkan masalah-masalah sosial.
Pada tahun 1749 terjadi perubahan
mendasar dalam lembaga kepengurusan VOC. Pada tanggal 27 Maret 1749, Parlemen
Belanda mengeluarkan UU yang menetapkan bahwa Raja williem IV sebagai penguasa
tertinggi VOC.
Dengan demikian, anggota pengurus “Dewan Tujuh Belas” yang semula dipilih oleh oleh parlemen dan provinsi pemegang
saham (kecuali Provinsi Holland), kemudian sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Raja. Raja juga menjadi panglima tertinggi tentara VOC. Dengan demikian VOC
berada di bawah kekuasaan raja. Pengurus tidak lagi berpikir memajukan usaha
perdagangannya , tetapi berpikir untuk
memperkaya diri. VOC sebagai kongsi dagang swasta keuntungannya semakin
merosot. Bahkan tercatat pada tahun 1673 VOC tidak mapu membayar dividen. Kas
VOC juga merosot tajam Karena serangkaian perang yang telah dilakukan VOC dan
beban hutang pun tidak terelakkan.
Sementara itu para pejabat VOC juga
semkain feodal.
Pada tanggal 24 Juni 1719 Gubernur Jenderal Henricus Zwaardecroon mengeluarkan
ordonasi untuk mengatur secara rinci cara penghormatan terhadap gubernur
jenderal, kepada dewan hindia beserta isteri dan anak-anaknya. Misalnya
semua orang harus turun dari kendaraan bila berpapasan dengan pejabat tinggi
tersebut, warga keturunan Eropa harus menundukkan kepala dan warga buka Eropa
harus menyembah. Dalam
kondisi bangkrut, VOC tidak dapat berbuat banyak. Menurut penilaian pemerintah
keberadaan VOC sebagai kongsi dagang yang menjalankan roda pemerintahan di
negeri jajahan tidak dapat dilanjutkan lagi. VOC telah bangkrut, oleh karena
itu, pada tanggal 31
Desember 1799 VOC
dinyatakan bubar. Semua utang piutang dan segala milik VOC diambil
alih oleh pemerintah. Pada waktu itu sebagai Gubernur Jenderal VOC yang
terkahir Van Overstraten masih harus bertanggung jawab tentang
keadaan di Hindia Belanda. Ia bertugas mempertahankan Jawa dari serangan
Inggris.
BAB III
Penutup
3.1
Kesimpulan
Yang dimaksud dunia Timur penghasil rempah-rempah adalah Kepulauan
Nusantara. Setelah menemui daerah penghasil rempah-rempah, dibentuklah IEC
untuk menhindari persaingan perdagangan. Setelah IEC dibentuklah VOC yang
dipimpin oleh Dewan Tujuh Belas dan berkedudukan di Hindia. Karena VOC semakin
bernafsu untuk menguasai daerah akhirnya munculah kolonialisme dan imperialisme
di Indonesia. Semakin lama VOC menemukan kejayaannya. Dan hal ini justru
menimbulkan masalah dalam hal manajemen pemerintah sehingga perjalanan VOC
tidak berjalan dengan baik dan akhirnya dibubarkan pada tanggal 31 Desember
1799.
3.2 Saran
Agar para
pembaca tetap haus akan pengetahuan sejarah. Terutama sejarah mengenai tanah
air kita tercinta ini. Jangan mudah puas pada satu sumber pengetahuan akan
tetapi terus mencari pengetahuan dari sumber lain agar wawasan kita terus
bertambah.
luckyclub.live: Casino site with online casino reviews | LuckyClub.live
BalasHapusLuckyClub is the most trusted online casino 카지노사이트luckclub for you, providing quality games online with the added benefit of being a member of our network